Mitos Fakta Seputar Down Syndrom
Tanggal 21 Maret merupakan peringatan hari Down Syndrom Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, menghapus stigma, dan memperjuangkan hak-hak penyandang Down Syndrome di seluruh dunia. Down syndrome merupakan kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan rendah dan kelainan fisik yang khas. Down Syndrome memiliki kondisi yang menyebabkan anak dilahirkan dengan kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21. Gangguan ini disebut juga dengan trisomi 21 dan dapat menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan mental, bahkan kecacatan. Gangguan ini adalah kelainan kromosom genetik yang paling umum terjadi. Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan masalah terkait kesehatan, seperti gangguan jantung dan pencernaan. Tidak sedikit anak dengan gangguan ini mengalami kecacatan seumur hidup dan bahkan harapan hidupnya lebih pendek.
Ada tiga tipe down syndrome yang dapat diketahui, yaitu:
a. Trisomi 21
Trisomi 21 merupakan jenis Down syndrome yang paling sering terjadi. Pada jenis ini, setiap sel tubuh memiliki salinan ekstra kromosom 21.
b. Mosaik
Pada jenis ini, salinan ekstra dari kromosom 21 hanya menempel di beberapa sel sehingga ciri-ciri Down syndrome pada penderita jenis mosaik tidak terlalu terlihat jelas seperti pada trisomi 21.
c. Translokasi
Pada jenis ini, salinan ekstra dari kromosom 21 menempel di kromosom lain. sindrom Down jenis translokasi dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
Minimnya informasi tentang penyakit down syndrome membuat ada banyak sekali mitos yang berkembang di masyarakat. Banyak orang masih memiliki pemahaman yang keliru tentang Down Syndrome. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui masyarakat agar lebih memahami dan mendukung individu dengan Down Syndrome:
1. Mitos: Down syndrome adalah penyakit langka
Fakta: Kelainan ini sama sekali tidak langka dan termasuk cukup sering terjadi. Di Amerika Serikat sendiri, setidaknya satu dari 691 bayi terlahir dengan kondisi down syndrome dan rasio ini setara dengan 6.000 bayi yang lahir dalam waktu satu tahun. Di Indonesia kurang lebih 1 dari 1.000 bayi mengalami kelainan kromosom ini.
2. Mitos: Anak dengan down syndrome hanya bisa masuk ke sekolah khusus
Fakta: Fakta down syndrome selanjutnya adalah selain memiliki tampilan fisik yang khas, pengidap down syndrome mempunyai karakteristik yang berbeda dari individu lain, seperti soal kemampuan intelektual misalnya. Mereka tetap bisa mengikuti kurikulum biasa seperti anak lainnya. Di dalam perkembangan pendidikannya, murid dengan kelainan ini akan diikutsertakan di kelas tambahan spesifik seperti mata pelajaran inti, olahraga, kelas pengembangan diri, kelas pengembangan sosial dan lain-lain. Bahkan beberapa anak dengan down syndrome yang dapat lebih cepat menyerap informasi baru.
3. Mitos: Anak kecil dan orang dewasa yang mengidap down syndrome memiliki perilaku yang sama
Fakta: Orang dewasa yang mengidap down syndrome berbeda dengan anak kecil dan tidak seharusnya diperlakukan seperti anak kecil. Mereka juga mengalami tahap perkembangan secara individual layaknya orang biasa. Oleh karena itu, hal ini kerap luput dari pengetahuan mengenai fakta down syndrome. Hanya saja perkembangan kemampuan bicara pada anak down syndrome terhambat karena kemampuan saraf dan motoriknya tidak berkembang dengan sempurna untuk berbicara. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan lain agar anak dengan down syndrome mampu berkomunikasi sebelum mereka benar-benar bisa berbicara.
4. Mitos: Anak yang mengidap penyakit down syndrome sering terkena penyakit
Fakta: Pada dasarnya, meskipun risiko beberapa kondisi medis jauh lebih rentan seperti kelainan fungsi jantung, pernapasan dan masalah pendengaran, tetapi asalkan penyandang down syndrome diperlakukan layaknya orang biasa, harapan hidupnya akan cenderung sama dengan orang biasa. Penderita down syndrome juga kerap dianggap sebagai mereka yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Padahal realitanya, ada banyak penderita down syndrome yang berprestasi dan bahkan memiliki kemampuan yang hebat dan belum tentu bisa dilakukan oleh manusia normal.
5. Mitos: Down syndrome tidak bisa memiliki keturunan
Fakta: Fakta down syndrome terakhir ialah pria dan wanita dengan down syndrome cenderung memiliki tingkat kesuburan yang berkurang. Meski tingkat keberhasilan untuk memiliki anak yang termasuk sulit, namun mereka tetap bisa memiliki anak.
Masyarakat perlu lebih memahami Down Syndrome agar bisa menghargai dan mendukung mereka dengan lebih baik. Dengan pendidikan, kesempatan, dan cinta, individu dengan Down Syndrome bisa hidup bahagia dan berkontribusi dalam masyarakat!