MENINGITIS

24 Apr, 2025 10:09
MENINGITIS

Setiap tanggal 24 April, diperingati sebagai Hari Meningitis Sedunia untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit meningitis. Meningitis yang disebabkan oleh infeksi pada lapisan otak dan sumsum tulang belakang, dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala-gejalanya sejak dini, seperti demam tinggi, sakit kepala hebat, leher kaku, dan muntah. Peringatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk mendukung upaya pencegahan melalui vaksinasi, menjaga kebersihan, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengobatan cepat bagi mereka yang terinfeksi. Dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat mengurangi risiko penyebaran meningitis dan memberikan perlindungan bagi mereka yang paling rentan.

 

Meningitis adalah peradangan pada meningen, yaitu lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang. Meningitis kadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala. Meningitis atau radang selaput otak dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Selain itu, kondisi-kondisi tertentu, seperti melemahnya daya tahan tubuh, juga dapat memicu terjadinya meningitis. Semua orang dari segala kelompok usia berisiko terjangkit meningitis, termasuk bayi. Jika tidak ditangani dengan tepat, meningitis dapat memburuk dan memicu kejang, gagal ginjal, atau menyebabkan kematian.

 

Meski gejala awalnya mirip dengan flu, meningitis tetap harus diwaspadai, karena dapat menimbulkan kejang dan kaku pada leher. Secara umum gejala meningitis meliputi Demam dan menggigil, terutama pada bayi baru lahir dan anak-anak., perubahan kondisi mental seperti tampak kebingungan atau kadang mengantuk hingga sulit dibangunkan, mual kadang disertai muntah, sensitif terhadap cahaya (fotofobia), sakit kepala hebat, leher kaku (kaku kuduk) dan kejang.Pada bayi usia di bawah 2 tahun, meningitis umumnya ditandai dengan kemunculan benjolan di kepala. Ada beberapa faktor yang bisa memicu meningitis, antara lain infeksi kuman, lupus, kanker, serta efek samping obat dan operasi otak. Risiko terkena meningitis juga lebih besar pada ibu hamil atau pada orang yang belum menjalani imunisasi.

Faktor risiko meningitis meliputi :

a.    Tidak mendapatkan jenis imunisasi tertentu (misalnya vaksinasi Hib, MMR, pneumokokus, dan meningokokus).

b.    Anak usia di bawah lima tahun. 

c.    Individu yang memiliki daya tahan tubuh (imunitas) rendah.

d.    Ibu hamil. 

e.    Tinggal di tempat berlingkup komunitas seperti asrama (bersama-sama dalam jumlah banyak).

f.     Bepergian ke daerah rawan meningitis (contohnya area sub sahara Afrika).

Penyakit ini bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat dan menghindari kondisi yang dapat memicu penyebaran infeksi. Guna meningkatkan kekebalan tubuh dari kuman penyebab meningitis, lakukan vaksinasi (termasuk vaksin PCV) sesuai anjuran dokter. Vaksin meningitis ini juga perlu diperoleh oleh setiap orang yang hendak menjalani ibadah haji dan umrah.

Menjaga tubuh tetap sehat dan terlindungi dari meningitis dimulai dari hal-hal sederhana seperti mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara rutin, menjaga jarak dengan orang yang terinfeksi, menggunakan masker jika sedang sakit atau ketika merawat orang sakit, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, memilih makanan yang telah dimasak hingga matang, mencuci sayuran dan buah hingga bersih, menghindari paparan asap rokok, termasuk berhenti merokok. Pastikan mendapat vaksinasi lengkap, terutama vaksin meningitis. Waspadai gejala awal seperti demam tinggi, sakit kepala berat, dan leher kaku. Segera periksakan diri jika merasakan keluhan tersebut. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa. Yuk, lindungi diri dan sesama dari meningitis. Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

 

Butuh bantuan?