Setiap tanggal 26 Juni diperingati sebagai Hari Anti Narkoba Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk bersama-sama memerangi peredaran dan konsumsi narkotika. Melalui momentum ini, diharapkan setiap individu dan komunitas dapat lebih memahami dampak negatif narkoba bagi kesehatan, kehidupan sosial, dan keamanan bangsa. Selain itu, peringatan ini juga mendorong upaya pencegahan, rehabilitasi, serta dukungan bagi para korban penyalahgunaan narkoba agar dapat pulih dan kembali produktif. Dengan kesadaran dan aksi bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba demi masa depan yang lebih sehat dan aman bagi generasi mendatang. Mengenalkan bahaya narkoba kepada anak-anak dan remaja sejak dini sangatlah penting untuk mencegah mereka terjerumus dalam penyalahgunaan zat berbahaya ini. Pendidikan sejak awal membantu membangun kesadaran akan risiko serius yang ditimbulkan narkoba, baik dari segi kesehatan fisik, mental, maupun sosial.
Berikut ini adalah dampak negatif narkoba terhadap kesehatan fisik dan mental:
1. Kesehatan fisik
a. Kerusakan Otak
Narkoba awalnya dapat membuat penggunanya merasa lebih berenergi, segar, dan percaya diri karena meningkatkan aktivitas otak. Namun, pemakaian berlebihan justru memaksa otak bekerja terlalu keras terus-menerus, sehingga menyebabkan gangguan tidur serta peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
b. Kerusakan Hati
Narkoba yang disuntikkan dengan jarum suntik yang tidak steril bisa menimbulkan infeksi serius seperti Hepatitis B dan C, bahkan dapat menyebabkan gagal hati yang merusak fungsi organ hati secara signifikan.
c. Kerusakan Paru-paru
Jenis narkoba tertentu seperti ganja dan kokain berpotensi mengiritasi paru-paru, serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan dan bronkitis kronis.
d. Penyakit Kardiovaskular
Obat-obatan terlarang seperti kokain, amfetamin, dan heroin dapat memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, dan gangguan irama jantung. Kondisi ini dapat menghambat aliran darah ke otot jantung dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung.
e. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh
Pemakaian narkoba dapat melemahkan sistem imun tubuh, sehingga kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit menjadi terganggu.
2. Kesehatan Mental
a. Gangguan Kecemasan dan Depresi
Banyak orang memakai narkoba untuk meredakan perasaan cemas, stres, dan depresi. Walaupun narkoba awalnya membuat pengguna merasa tenang dan santai, efek tersebut hanya bersifat sementara. Penggunaan narkoba dalam jangka panjang justru dapat memperburuk kondisi kecemasan dan depresi, serta memicu gangguan mental lain seperti serangan panik.
b. Meningkatkan Risiko Psikosis
Beberapa obat psikotropika seperti LSD dan ekstasi dapat menyebabkan gejala psikotik, termasuk halusinasi, delusi, dan gangguan persepsi realitas, di mana pengguna melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Selain itu, narkoba juga berpotensi meningkatkan risiko gangguan kejiwaan lain seperti bipolar dan skizofrenia.
c. Kerusakan Fungsi Berpikir dan Kognitif
Penggunaan narkoba dalam waktu lama dapat merusak sel saraf otak, sehingga memengaruhi fungsi otak yang mengatur kemampuan berpikir dan berkomunikasi. Hal ini menyebabkan penurunan daya ingat dan konsentrasi, serta kesulitan dalam pengambilan keputusan. Narkoba stimulan seperti metamfetamin dan ekstasi juga dapat mengganggu kemampuan belajar dan fokus dalam jangka panjang.
d. Ketergantungan Emosional dan Perubahan Suasana Hati
Narkoba mempengaruhi sistem limbik di otak yang mengatur emosi, sehingga pengguna dapat merasa senang, tenang, dan bahagia. Namun, setelah efek itu hilang, pengguna biasanya akan mengonsumsi narkoba lagi untuk mendapatkan perasaan yang sama, yang dapat menyebabkan ketergantungan emosional atau kecanduan. Pengguna kokain atau amfetamin sering mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari euforia hingga kelelahan, kecemasan, dan depresi.
e. Perubahan Perilaku
Ketika kontrol impuls menurun akibat narkoba, pengguna cenderung sulit mengendalikan perilakunya. Mereka mungkin menjadi agresif, melakukan kekerasan secara fisik atau verbal, dan bahkan muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, terutama pada remaja dan anak muda dengan kondisi mental yang rentan.