World AIDS Day 2025
HIV dan AIDS
AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome) merupakan sebuah kondisi penyakit yang muncul akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia secara perlahan. Jika HIV tidak ditangani dengan pengobatan yang tepat, virus ini terus berkembang biak dan menghancurkan sel-sel kekebalan tubuh. Ketika sel kekebalan tubuh turun hingga sangat rendah, tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Pada tahap inilah HIV berkembang menjadi AIDS, yaitu fase paling berat dari infeksi HIV.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sampai tahun 2023 tercatat ada sebanyak 57.299 orang positif HIV dari 6.142.136 jiwa yang dites HIV. Persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan terjadi pada kelompok usia 25–49 tahun (64%), yang diikuti kelompok usia 20–24 tahun (18,1%). Sementara itu, dalam rentang Januari sampai Desember 2023, ditemukan sebanyak 17.121 orang terkena AIDS. Dalam data tersebut, individu berusia 30–39 tahun menjadi kelompok dengan persentase AIDS tertinggi (49%), yang disusul penderita berusia 20–29 tahun (39,2%), dan kelompok usia 40–49 tahun (30,7%).
Namun, perlu diingat bahwa perkembangan HIV menjadi AIDS dapat dicegah. Dengan pengobatan antiretroviral (ARV), orang yang hidup dengan HIV dapat menekan jumlah virus dalam tubuh hingga sangat rendah, bahkan sampai tidak terdeteksi. Kondisi ini tidak hanya membuat mereka tetap sehat, tetapi juga mencegah penularan virus kepada orang lain.
HIV dapat ditularkan dengan berbagai cara, di antaranya melalui:
1. Hubungan seksual (anal dan vagina) tanpa pengaman.
2. Transfusi darah dan transplantasi organ dari orang yang terinfeksi HIV.
3. Penggunaan jarum yang terkontaminasi atau tidak steril.
4. Transmisi dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya selama kehamilan, persalinan dan menyusui.
Sebaliknya, HIV tidak dapat ditularkan melalui bersentuhan, berciuman, bersalaman dan berpelukan, berbagi peralatan makan dan minum, menggunakan kamar mandi bersama, berenang di kolam renang, gigitan nyamuk dan tinggal serumah bersama ODHIV (Orang Dengan HIV). Informasi yang benar mengenai cara penularan sangat penting agar masyarakat tidak lagi terjebak stigma dan ketakutan yang tidak berdasar. Edukasi yang tepat membantu melindungi diri sekaligus menghargai mereka yang hidup dengan HIV secara manusiawi dan tanpa diskriminasi.
Pencegahan HIV merupakan langkah penting dalam mengurangi jumlah infeksi baru dan mencegah penyebaran virus ini di masyarakat. Pencegahan HIV dapat dilakukan dengan:
1. Abstinence & Awareness
Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali adalah cara pencegahan yang efektif dalam menghindari penularan HIV. Ini khususnya berlaku bagi remaja dan orang dewasa muda yang belum siap secara fisik dan emosional untuk terlibat dalam hubungan seksual. Memperkuat skrining HIV bagi mereka yang berisiko tinggi, termasuk pekerja seks komersial, pengguna narkoba suntik, dan orang yang tinggal di wilayah dengan prevalensi tinggi HIV.
2. Be Faithful
Setia pada satu pasangan adalah langkah pencegahan yang dapat mengurangi risiko penularan HIV.
3. Condom & Circumcision
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko dapat mencegah penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Sirkumsisi atau sunat bagi laki-laki telah terbukti dapat mengurangi risiko penularan HIV dalam hubungan heteroseksual.
4. Drug No & Safe Blood Sterile Equipment
Menghindari penggunaan narkoba, terutama narkoba suntik, dapat mencegah penularan HIV melalui jarum yang tidak steril. Selalu menggunakan peralatan medis yang steril, terutama saat transfusi darah dan transplantasi organ, juga merupakan langkah pencegahan penting.
5. Education
Memberikan informasi yang benar tentang HIV sangat penting untuk menyebarkan kesadaran mengenai risiko dan pencegahan HIV. Kampanye edukasi harus mencakup informasi tentang tidak melakukan diskriminasi terhadap orang dengan HIV, pentingnya pengobatan ARV, dan pentingnya kepatuhan minum obat untuk menekan viral load dan mempertahankan kesehatan penderita HIV.
Melalui pencegahan yang tepat serta dukungan yang berkelanjutan bagi orang dengan HIV, kita dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih sadar akan HIV dan terlindungi dari penyebaran virus ini, sehingga infeksi HIV tidak berkembang menjadi AIDS. Pencegahan yang efektif, akses layanan kesehatan yang memadai, pemeriksaan rutin, serta pengobatan antiretroviral yang konsisten menjadi kunci untuk menjaga kesehatan ODHIV dan mencegah penularan lebih lanjut. Bersama hadapi perubahan: jaga keberlanjutan layanan HIV.
HIV merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Pada tahap awal, HIV sering tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi. Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh melemah secara signifikan dan tidak lagi mampu melawan berbagai infeksi maupun penyakit oportunistik.