Setiap tanggal 25 April diperingati sebagai Hari Malaria Sedunia, merupakan momen penting untuk mengingatkan kita semua akan ancaman nyata penyakit malaria yang masih menghantui jutaan orang, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Peringatan ini bukan sekadar simbol, tapi seruan untuk terus waspada, peduli, dan bertindak nyata dalam mencegah penyebaran malaria. Dengan langkah sederhana seperti menggunakan kelambu saat tidur, menjaga kebersihan lingkungan, dan memeriksakan diri saat demam, kita bisa melindungi diri dan orang-orang tercinta dari bahaya malaria. Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, yang beredar pada petang sampai pagi hari. Parasit ini akan menetap di organ hati, berkembang biak, kemudian menyerang sel-sel darah merah.
Malaria tidak menyebar melalui kontak langsung antar manusia, melainkan melalui gigitan nyamuk. Meski begitu, ada beberapa cara lain yang juga bisa menyebabkan penularan malaria seperti:
a. Dari ibu kepada bayi dalam kandungannya
b. Jarum suntik
c. Tranfusi darah
d. Transplantasi organ
Ada empat jenis parasit Plasmodium yang bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit malaria, yaitu:
1. Plasmodium Vivax
Penyebab malaria tertiana ringan yang terjadi setiap 3 hari. Jenis malaria ini adalah yang paling umum dan banyak terjadi. Meski bergejala ringan, seperti demam dan menggigil, diare dan merasa lelah, penyakit malaria tertiana bisa melemahkan kekebalan tubuh.
2. Plasmodium Falciparum
Penyebab malaria tropika yang banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Jika tidak ditangani dengan baik, malaria tropika dapat menimbulkan gangguan pada otak dan sistem saraf, serta kelumpuhan dan kejang. Plasmodium falciparum menempati urutan pertama penyebab kematian akibat malaria.
3. Plasmodium Malariae
Penyebab malaria quartana yang jarang terjadi. Gejala yang timbul berselang empat hari sekali, seperti demam dan menggigil.
4. Plasmodium Ovale
Penyakit malaria yang jarang terjadi, dan banyak ditemukan di negara-negara Afrika, Ghana, Nigeria dan Liberia. Gejalanya mirip seperti malaria quartana, yaitu demam dan menggigil, nyeri sendi dan diare. Parasitnya bisa menetap di organ hati hingga 4 tahun, hingga penyakit ini bisa kambuh kembali.
Siapapun bisa terkena malaria, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat memperbesar kemungkinan seseorang tertular penyakit ini, antara lain:
1. Usia
Anak berusia di bawah lima tahun lebih rentan terinfeksi penyakit malaria. Orang tua dan wanita hamil juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit malaria.
2. Tempat tinggal
Orang-orang yang tinggal di wilayah tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia, lebih rentan terkena penyakit ini, karena nyamuk penyebab malaria hidup di iklim tropis.
3. Minim fasilitas kesehatan
Minimnya akses dan ketersediaan fasilitas kesehatan di suatu wilayah dapat meningkatkan risiko penularan dan berkembangnya penyakit menjadi kondisi yang lebih buruk.
Perhatikan jika merasakan keluhan-keluhan berikut, karena mungkin saja itu merupakan tanda-tanda malaria. Gejala ini biasanya muncul beberapa minggu setelah tergigit nyamuk yang membawa parasit Plasmodium, antara lain:
a. Demam
b. Menggigil (panas dingin)
c. Sakit kepala
d. Berkeringat
e. Lesu dan letih
f. Mual dan sakit perut
g. Muntah
h. Diare
i. Nyeri otot
j. Hilang selera makan
k. Napas cepat
l. Detak jantung meningkat
Berikut adalah beberapa langkah pencegahan malaria yang bisa dilakukan antara lain:
1. Tingkatkan daya tahan tubuh, dengan
a. Pola makan sehat dan bergizi seimbang
b. Beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari
c. Cukup tidur
d. Cukup minum air putih
e. Tidak merokok
f. Hindari minuman beralkohol
2. Hindari gigitan nyamuk malaria, dengan
a. Memasang kawat/kasa di jendela dan ventilasi rumah
b. Menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk
c. Tidur memakai kelambu atau oleskan krim anti nyamuk
d. Memakai pakaian tertutup, seperti kemeja lengan panjang dan celana panjang jika keluar rumah di malam hari
3. Menjaga kebersihan lingkungan, dengan
a. Membersihkan lingkungan dan peralatan rumah tangga secara rutin
b. Tidak membiarkan air tergenang di sekitar rumah
c. Menutup penampungan air jika sedang tidak digunakan
d. Tidak menggantung pakaian atau kain bekas pakai dekat tempat tidur